Diposkan pada My Diary

Tentang Bumi, Pangaea, dan Kehidupan. Apa kalian pernah kepo tentang kisah pembentukan Bumi hingga menjadi tempat yang kita tinggali sekarang?

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada tiga unsur penting yang ada di Bumi; atmosfer, litosfer, dan hidrosfer. Itu lho lapisan udara/gas, lapisan tanah, dan air. Hal ini jadi rahasia umum karena gak semua orang tahu dan mau mencari tahu soal begini. Apalagi tentang Bumi yang terdiri dari lapisan kerak Bumi, mantel, inti luar, dan inti dalam. Hal yang orang-orang tahu dan pahami adalah mereka tinggal di atas tanah—bisa jadi tanah milik atau tanah milik pemerintah atau sekadar mengontrak rumah di atas tanah milik penyewa yang tanahnya bisa jadi tanah milik atau tanah milik pemerintah. Ya semacam itulah. Satu hal lagi, mereka paham bahwa mereka adalah penduduk di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan bagian dari kawsan ASEAN dan Asia karena adanya penayangan ASEAN Games maupun Asian Games di televisi. Sederhananya demikian.

Tulisan ini kubuat berdasarkan bacaan yang kubaca karena di awal April 2019 aku mengajar materi ‘Struktur Bumi’ di kelas 7. Bisa dibilang materi struktur Bumi ini bahasan geofisik bukan sih? Jadilah materi ini masuk ke dalam kurikulum IPA SMP untuk kelas 7. Sebenarnya materi struktur Bumi juga sudah diberikan di IPA SD kelas 5 (aku pun sempat memberi pengajaran tersebut) hanya saja cakupan materinya hanya sebetas lapisan atmosfer dan lapisan Bumi. Di kelas 7 ini, bahasan tentang struktur Bumi menjadi lebih luas karena ada penjelasan mengenai bagaimana benua terbentuk, terjadinya natural disaster gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami.

Yha sebenarnya mungkin kompetensi yang harus dicapai siswa/i gak perlu sampai detail, tapi aku punya pendapat lain. Yha katakan saja karena aku tertarik dengan bahasan tersebut lalu aku kepo-in lalu aku kagum dan bersyukur pada kebesaran Allah SWT lalu terpikirlah buat mengajari siswa/i bahasan strutur Bumi yang membuatku kagum itu. Yha katakan saja ada ambisi pribadi di dalamnya. Bukan sekadar ambisi pribadi, omong-omong, tapi aku ingin siswa/i juga berpikir dan berkontemplasi bahwa pelajaran yang mereka pelajari itu bukan hanya untuk mendapatkan nilai tapi untuk memaknai nilai kehidupan dan memuji kebesaran Tuhan, Allah SWT.

Namun, respons yang kudapat memang jauh dari apa yang kuharapkan sih. Mereka itu gak kepo dengan asal muasal Bumi. A lil bit disappointed.  Padahal aku udah mempersiapkan tampilan presentasi bergambar. Atau karena penyampaian yang kuberikan tidak menarik? Yha itu harus aku kaji ulang…. Beberapa siswa ada yang masih tersambung dengan diskusi mengenai Bumi, sisa siswa lainnya yang jumlah lebih banyak itu mungkin sedang memikirkan apa yang bakal mereka makan saat istirahat. Aku ucapkan terima kasih pada kamu, Nak, yang masih bisa menyambungkan pikiran untuk sedikit membahas tentang Bumi. Thank you.

Kenapa juga sih aku terlalu ribet ingin menyampaikan struktur Bumi yang sesuai standar yang aku buat sendiri? Bisa, kan, mengajarkan yang biasa-biasa  aja. Bisa aja. Tapi, yha sayang gitu loh. Ini adalah suatu kesempatan untuk berdiskusi tentang Bumi yang mungkin hanya ada sekali seumur hidup. Karena belum tentu anak-anak tersebut bakal ambil jurusan sains, kan? Seperti yang aku bilang sebelumnya, belajar tentang Bumi, selain dapat ilmu pengetahuan alam juga sekaligus iqra kebesaran Allah SWT. Niatnya itu biar sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.

Pembentukan daratan di Bumi itu gak terlepas dari pembentukan gunung. Bahkan jauh sebelum itu, saat Big Bang yang para peneliti bilang itu, Bumi hanya sekadar pecahan alam semesta yang hanya terdiri dari material-material angkasa yang mengalami berbagai kejadian hingga pada akhirnya material angkasa yang merupakan besi itu memosisikan dirinya sebagai inti Bumi dan berangsur-angsur membentuk lapisan Bumi sekarang. Material besi pun diabadikan dalam Q.S. Al-Hadid. Subhanallah. Maha Suci Allah. Lalu adanya konveksi magma dalam mantel Bumi yang berangsur-angsur membentuk gunung, baik gunung berapi maupun gunung akibat tumbukan antara dua lempeng yang sekarang berperan sebagai penyangga Bumi sekaligus penghasil sumber daya alam hayati dan non-hayati. Allah The Greatest.

Belum lagi jika kita membahas angkasa luar yang tidak ada tahu dimana batas akhirnya. Jika kita mempelajari lebih jauh, inti dari sembilan planet (aku masih memasukkan Pluto ke dalam Planet) itu gak jauh-jauh dari material besi. Komet, bintang-bintang, umumnya mereka punya material besi. Yha seperti yang aku bilang, bahkan besi pun diabadikan menjadi nama sebuah surat di dalam Al Qur’an. Jika kita renungkan lagi, material besi itu bukan hanya material pembentuk Bumi, bahkan di manusia pun, besi punya peranan penting. Ingatkah bahwa oksigen dapat digunakan oleh manusia karena diangkut oleh darah sehingga oksigen itu dapat disebarkan ke seluruh sel tubuhmu? Itu peran sel darah merah. Iya. Tapi apa inti dari sel darah merah itu yang bisa mengikat oksigen? Besi. Berdasarkan penelitian pun seseorang yang kurang darah itu bisa jadi dia kekurangan zat besi sehingga ada suplemen menambah zat besi kan? Besi yang ada di alam semesta ini ada banyak dan ada dalam berbagai bentuk. Tapi, punya peran yang sama. Besi berkontribusi sebagai inti kehidupan di alam semesta.

Itulah kontemplasi yang kurenungkan saat mempelajari tentang struktur Bumi. Semua makhluk yang ada di semesta ini saling terkait 🌎 🌍 🌏. I’m really grateful that I have a chance to learn science so I can contemplate about the universe deeply. Terima kasih Ya Allah. Semoga kami termasuk ke dalam hamba-Mu yang Engkau ridhoi. Aamiin…

Penulis:

seorang yang memiliki cukup banyak sudut pandang.

Tinggalkan komentar